kakek saya dulu suka bercerita.
“cari sayur itu mudah, pergi ke hutan belakang. Ada umbut rotan, ada rebung, ada pakis. Tinggal ambil saja. Mau cari ikan tinggal mancing ke sungai atau pasang bubu”.
Betapa mudahnya mencari sumber hidup, hutan sudah seperti pasar swalayan, tinggal usaha sedikit sudah cukup untuk hidup sehari hari. Lalu bagaimana keadaan hutan dibelakang rumah saat ini? Sekarang sudah jadi perumahan 4 kompleks yang masing masing berisi 50 rumah.
Wajah Dunia Saat ini
Respon pertama kali adalah mengiyakan perkataan Ibu Amanda Katili di acara Forest Talk with Blogger yang diadakan oleh Yayasan Sjahrir dan Climate Reality Indonesia Sabtu, 20 April 2019 di Hotel Ibis Kota Pontianak, beberapa waktu yang lalu.
Lestarikan Hutan demi Mada Depan |
Banner Forest Talk with blogger Menuju Pengelolaan Hutan Lestari |
Bu Amanda kembali memaparkan aktifitas luar biasa dari kegiatan manusia yang mulai berlebihan menyebabkan efek gas rumah kaca yang menyebablan pemanasan berlebihan yang akhirnya berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim sehingga terjadi bencana alam dimana mana. Mau tidak mau, kita semua merasakan dampak yang luar biasa.
Ibu Amanda Katili Niode, Manager The Climate Reality Indonesia |
Bagaimana siklus ini terjadi? Ibu Amanda yang juga Manager The Climate Reality Indonesia mengungkapkan, pengambilan hasil bumi seperti batu bara dan minyak bumi akan terus bertambah banyak akibat perkembangan industri diberbagai sektor, contoh nya transportasi yang terus menggunakan bahan bakar. Industri pertanianpun menyumbangkan kerusakan seperti pembakaran hutan dan penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Termasuk ulah manusia seperti kebakaran hutan, sampah dan penggunaan energi berlebihian untuk kendaraan dan listrik. Ini semua akan menyebabkan ketidakseimbangan alam seperti melelehnya permafrost.
Bukti perubahan iklim di bumi |
Sistem global rentam iklim |
Mitigasi dan adaptasi |
Bergandengan Tangan Merawat Bumi
Ibu Amanda yang ternyata seorang traveler dan penulis inipun memberikan beberapa percontohan kegiatan yang sudah berhasil dibeberapa wilayah Indonesia. Mencontohkan Sumba yang sudah mencanangkan pada tahun 2025 menggunakan 100% energi terbarukan. Ada pula gerakan diet kantong plastik yang sudah dilakukan oleh banyak pihak karena penggunaan kantong plastik sekali pakai diseluruh dunia sudah cukup mengkhawatirkan yaitu mencapai 1 trilyun.
Di industri kendaraan bermesin juga semakin berbenah, banyak sekali perusahaan otomotif yang memperoduksi kendaraan listrik dan hybrid. Oxford study tahun 2015 juga melakukan penelitian mengenai Peralihan global ke pola makan yang mengurangi daging dan menambah buah-buahan dan sayur-sayuran dapat menyelamatkan 8 juta hidup manusia pada 2050, menghemat biaya kesehatan & kerusakan iklim US$1,5 triliun. Banyak pula kearifan lokal yang kembali diangkat untuk menjaga hutan dan lingkungan termasuk kemajuan teknologi yang ramah lingkungan terus didengungkan.
Saya sebagai blogger dan Influencer mendukung Pelestarian Hutan demi Masa Depan |
Kalimantan Barat, Riwayat Mu Kini
Berkali kali saya mengangguk dan mencoba mengingat semua yang disampaikan oleh Ibu Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia. Dulu saya ingat sekali pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) saat SD bahwa Kalimantan adalah paru paru dunia tapi setelah melihat peta hutan Kalimantan dan mendengar paparan tentang deforestasi dan degradasi membuat saya terhenyak. Ini tak boleh dibiarkan.
Atiek Widayati (Yayasan Tropenbos Indonesia) |
Lalu bagaimana keadaan hutan Kalimantan? ada yang skala besar seperti pembalakan/penebangan hutan untuk beralih fungsi sudah lama terdengar, apalagi pengelolan perkebunan sawit dan akasia termasuk besar dan luas. Untuk skala kecil biasanya dilakukan oleh masyarakat misalnya ladang (berpindah), pertanian lahan kering untuk kebun dan lainnya atau kerusakan hutan akibat gabungan dari keduanya.
Laju deforestasi hutan 1990-2017 |
Bencana alam yang sudah diprediksi |
Kembalikan Fungsi Hutan Melalui Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan
Ibu Atiek menyampaikan ada banyak cara maupun solusi yang dapat kita lakukan untuk mencegahnya agar tidak berdampak semakin buruk. Solusi itu sendiri dapat melalui kolaborasi beberapa pihak seperti Pemerintah, Civil Society Organisations dan Sektor Swasta. Pembangunan Koridor Ekologi yang dilakukan diKetapang Kalimantan Barat adalah contoh konkritnya. Tropenbos Indonesia melakukan rehabilitasi lahan/restorasi hutan, penanaman pohon untuk membentuk ‘koridor’ kolaborasi melibatkan berbagai pihak termasuk perusahaan kelapa sawit di wilayah tersebut.
Masyarakat juga bisa mendukung program ini misalnya dengan tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan serampangan dan tidak mengubah fungsi lahan tadah hujan menjadi lahan perkebunan termasuk DAS (Daerah Aliran Sungai). Penggunaan hasil hutan seperti rotan, madu dan hasil rempah dan bumbu yang didapat di hutan sangat dianjurkan.
Pemanfaatan Jasa ekosistem |
Ibu Atiek menambahkan, masyarakat juga harus mendukung ekonomi masyarakat tepi hutan dengan cara membeli hasil olah kerajinan dari hasil hutan. Dari sisi industri, kita juga harus mendukung penggunaan produk kayu berkelanjutan yang memang dikelola oleh perusahaan yang taat aturan seperti tebang pilih dan mendukung proyek reboisasi
Hutan dan lanskap sekitarnya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kerusakan hutan tentu akan memberikan dampak bagi masyarakat luas. Memang isu kehilangan hutan menjadi isu sektoral yang sering didengungkan untuk itu perlu kerjasama semua pihak untuk mengembalikan fungsi hutan sebagai solusi pemulihan. Semua pihak termasuk masyarakat dapat memberikan Kontribusi terhadap perbaikan dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat ‘langsung’ ataupun ‘tidak langsung’ karena pada akhirnya masyarakat juga yang merasakan manfaat terjaga nya hutan/adanya hutan yang lestari
Kembalikan Fungsi Hutan dengan Pemberdayaan Masyarakat
Materi ketiga disampaikan oleh Pak Dito Cahya Renaldi dari DMPA (Desa Makmur Peduli Api) yang merupakan program masyarakat desa yang diinisiasi oleh APP Sinarmas. Pelaksanaan program ini diinisiasi untuk masyarakat yang memang menginginkan perubahan besar dan memang kesadaran itu didapat dari masyarakat sendiri. Perubahan yang diberikan sesuai dengan kondisi masyarakat.
Petani unggulan DMPA |
Percontohan DMPA terintegrasi |
1. Dapat meningkat pendapatannya, minimal 68% dari target.
2. Meningkatkan keragaman mata pencaharian dan membuka lapangan pekerjaan.
3. Meningkatkan pemahaman terhadap budidaya sekaligus mengurangi kejadian kebakaran
4. Meningkatkan persepsi dan hubungan yang baik antara masyarakat dan industri.
5. Opsi penyelesaian sengketa lahan antara masyarakat dan industri.
Terimakasih sudah mengisi goodie bag peserta dengan kopi dan madu kelulut hasil DMPA (Desa Makmur Peduli Api). Mari dukung pangan lokal
Ayo Konsumsi Pangan Lokal dan Dukung Pemanfaatan Hasil Hutan!
Ini adalah pesan Ibu Amanda Katili Niode yang menggantikan paparan Ibu Murni Titi Resdiana. dengan menikmati makanan lokal kita mengurangi emisi gas yang dikeluarkan. Makanan lokal banyak, enak dan beragam dan tentu juga sehat. Makanan lokal ini bisa didapat dengan mudah dihutan dan bisa dinikmati dengan berbagai bumbu dan bermacam cara masak. Ini dibuktikan juga dengan mampirnya Ibu Amanda mencicipi semua menu lokal di sebuah restoran yang menghadirkan menu khas Kalimantan Barat.
Contoh pangan lokal, Abon lele dan sirup asam maram |
Contoh pangan lokal, sirup belimbing wuluh |
|
Pohon lain yang tidak bisa dianggap enteng dan kaya manfaat adalah kelapa yang dapat menghasilkan gula, buah, sabut dan kayu. Nipah yang mampu menghasilkan nira sebagai sumber gula dan bioethanol serta dapat dimanfaatkan buah, daun untuk kerajinan.
Sumber energi terbarukan juga dapat dihasilkan dari pohon contohnya Kaliandra merah. Sumber serat alam dari serat Eucaliptus dan serat daun nanas untuk tekstil. Serat bambu dan pelepah pisang. Sedangkan sumber minyak atsiri dari akar wangi, aneka daun seperti nilan, cengkeh, sereh dan masih banyak lagi. Aneka bunga seperti kenanga, ylang ylang, melati dan banyak lagi. Kulit kayu antara lain : akasia, lawing, cendana dan lainnya. Penghasil minyak atsiri lainnya dari ranting cemara gimbul dan kipas. Dari buah-buahan seperti jeruk, kemukus, Anis dan lainnya serta rimpang seperti jahe, kunyit, baboan dan masih banyak lagi yang lain
Hasil dari Hutan Kalimantan Barat
Berbagai hasil hutan juga dipamerkan di acara Forest Talk With Blogger
Kerajinan Tenun, Bambu, Rotan dan Kuliner
Kain Tenun ikat dari Sintang |
Sirup Asam Maram |
- Buah Tengkawang dan Mentega Tengkawang
Tengkawang, Hasil Hutan Kalimantan Barat |
- Kain Lokal dengan Pewarna Alami
Kain lokal dengan pewarna alami |
Ayo Nikmati Makanan Lokal
Mengangkat pemanfaatan hasil hutan maka dilakukan demo masak dengan menggunakan bahan baku Madu dan Jamur yang banyak didapat di hutan Kalimantan.
Chef Sumangun WIjaya Djong |
Ayam Bakar Madu By Chef Sumangun WIjaya Djong |
Ucapan Terima Kasih!
Bangga bisa menjadi bagian dari Forest Talk With Blogger Pontianak "Menuju Pengelolaan Hutan Lestari"
Pemateri
⦁ Dr. Amanda Katili Niode (The Climate Reality Indonesia)
⦁ Dr. Atiek Widayati (Yayasan Tropenbos Indonesia)
⦁ Dito Renaldi (Desa Makmur Peduli Api Kalimantan Barat)
Moderator :
Amril Taufik Gobel
Teman Teman Blogger
Blogger Pontianak dan Mbak Katerina
terima kasih narasumber dan moderator |
Terima kasih sudah sudi mampir ke Pontianak dan membuka pemahaman bagi saya bahwa melestarikan hutan sangat penting. Saya sebagai blogger dan Influencer bisa ikut serta lewat kampanye di sosial media dan tulisan di blog. Langkah kecil demi masa depan.
Hello from Blogger Pontianak |
Yayasan Doktor Sjahrir dan Climate Reality Indonesia
Yayasan Doktor Sjahrir adalah Organisasi Nirlaba yang dibentuk untuk meneruskan misi sosial almarhum Dr Sjahrir. Lembaga bergerak lintas sektor, termasuk bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.
- email sekretariat@yayasandoktorsjahrir.id
- Twitter (@YSjahrir)
- Instagram(@yayasandoktorsjahrir)
- Website Lestari Hutan (http://lestarihutan.id/ ) dan (http://yayasandoktorsjahrir.id)
- Alamat Jalan Sukabumi No. 15, Menteng, Jakarta
Sedangkan The Climate Reality Project Indonesia adalah bagian dari The Climate Reality Project yang berasal dari Amerika Serikat yang dipimpin oleh mantan wakil presiden Al Gore, saat ini memiliki dari 300 relawan di Indonesia yang juga berfokus melakukan sosialisai perubahan iklim dan mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari solusi.