“Huaaaaaah Bagus, alurnya itu maju mundur, mood ku jadi turun
naik”. sambil menghempaskan badannya ke tempat tidur
“Novel Yorick yang kemarin aku beli?”. Tanyaku mengernyitkan kening.
“Iyes, baca deh.... kamu harus dapat tiket ke Rusianya!”. Ica
meninggalkanku yang sedang diam termangu.
Awalnya saya langsung berpikir, Yorick adalah adalah
nama sebuah kota di Rusia, seperti ibu kota dan kota terbesar
di Islandia, Reykjavík. Tapi setelah melihat sampul Novel mengkilap ini, saya
yakin itu bukan. Ada anak, bersimpuh di pangkuan nenek dengan busana khas
Indonesia.
Ah! Saya penasaran. Mengapa tidak dibaca saja agar terjawab semua.
Yorick, Cerita Kita Dalam Setiap Lembarnya
Hidup adalah cerita yang harus ditulis agar bisa jadi pelajaran buat orang lain. Jadi harta karun bagi anak cucu, tanpa hasrus susah payah menelisik bualan dari satu orang ke orang lainnya.
Membaca lembar pertama, Saya sudah diajak jalan-jalan ke Eropa sambil Ngopi, bahasannya langsung berat. Pekerjaan, cinta, ketakutan dan penasaran dan aneka perasaan lain yang bergumul jadi satu. Siapa Yorick? Sukses sekali hidupnya. Tapi begitu berada di “Berlari untuk Memahami”, Saya ditarik jauh mundur kebelakang, sebelum Yorick jadi apa apa? Lebih jauh lagi saat ia masih kecil dan selalu merengek ke Mak Encum! Terjawab sudah siapa yang ada di cover novel ini.
Mengikuti lembar demi lembar membuat saya membandingkan banyak hal. Apalagi di bagian sepatu, alas kaki yang wajib digunakan saat sekolah. Sepatu kebesaran dan butut selalu jadi jalan kesuksesan beberapa pembesar negeri. Ah, Yorickpun melewatinya walaupun penuh hinaan dan membuatnya tak percaya diri, sepatu kebesaran dan bolong dibagian jempol mampu menghantarkan hingga sukses.
Manusia harus selalu diingatkan dan Kirana Kejora
mengingatkan kita lewat tulisannya dalam buku ini
Yorick, Hadapi Derita Hidup Dengan Doa
Mak Encum lah yang patut diacungi jempol, mendidik Yorick dengan selalu bersyukur kepada Pencipta, selalu meminta dengan tulus dan berusaha semampunya. Kesabarannya membesarkan Yorick dengan menanamkan sabar bukan perkara mudah. Menunggu jawaban dari segala doa butuh waktu. Doa jangan mengancam apalagi memaksa, berdoa saja terus, jangan lupa berusaha maka waktu akan menjawab. Walaupun Mak Encum pergi tanpa pamit, Yorick mendapat banyak pelajaran hidup. Mencintai dengan tulus tanpa pamrih. Ikatan kuat tak perlu harus dari garis darah yang sama
Mak Encum lah yang patut diacungi jempol, mendidik Yorick dengan selalu bersyukur kepada Pencipta, selalu meminta dengan tulus dan berusaha semampunya. Kesabarannya membesarkan Yorick dengan menanamkan sabar bukan perkara mudah. Menunggu jawaban dari segala doa butuh waktu. Doa jangan mengancam apalagi memaksa, berdoa saja terus, jangan lupa berusaha maka waktu akan menjawab. Walaupun Mak Encum pergi tanpa pamit, Yorick mendapat banyak pelajaran hidup. Mencintai dengan tulus tanpa pamrih. Ikatan kuat tak perlu harus dari garis darah yang sama
“sebab waktu tak akan bisa terkejar, dan ia akan bisa mengubah sesuatu menjadi sesuatu dengan penuh nada dan lirik tanpa kendali”.
Yorick, Hidup Harus dijalani bukan ditangisi
Menunggu hal yang tak pasti dalam kesendirian, ditinggal tanpa pesan oleh
Mak Encum membuat Yorick harus melewati kesendirian. Anak sekecil ini harus
mengambil keputusan besar untuk hidupnya sendiri, kalau tidak dilakukan,
bagaimana bisa bertahan. Saya jadi merenung, ini cerita bagus untuk anak zaman
sekarang yang selalu merengek kepada orang tuanya, bergelayut manja dengan
minta ini itu, sedikit saja tak diikuti lalu tantrum.
Saya tak bisa membayangkan seorang anak yang mengurus hidupnya sendiri,
menulis hari dalam kesendirian sampai tertidur kelelahan dibawah pohon
beringin. hanya seekor ayam, Jaung, pemberian Mak Encum yang selalu
menemaninya. Dalam keterpurukan, Yorick masih bisa berpikir positif untuk
menjalankan hari-harinya. Mak Encum, nenek yang mengurusinya adalah
segala-galanya.
Yorick, Hidup Tak Boleh Merepotkan Orang Lain
Ini adalah pesan Mak Encum yang selalu diingat. Nenek adalah nafasnya,
perkataannya adalah jalan untuk hidup bahagia. Saat pertemuan kembali setelah
tiga bulan tak bertemu membuat mata saya jadi panas. Harapan besar sebelum
membaca halaman berikutnya, Yorick akan hidup bahagia bersama dengan nenek
sampai Ia menjadi sukses. Duh… kembali Kirana Kejora mengoyak khayalan saya dihalaman
berikutnya. Malah ada bencana lebih besar, dan mungkin baru pertama kali di
alami Yorick. Saya tak mau bercerita, bacalah sendiri, mungkin khayalanmu bisa
jauh berbeda.
Entah siapa yang memotong bawang, saat membaca sebuah kehilangan bearti
dari Yorick, terasa air memenuhi mata. Sahabat yang dipertahankannya dengan tangisanpun
harus diambil dengan paksa, hanya bisa pasrah. Tak mampu melawan, hanya bisa
menahan emosi. Perasaan ini kembali diaduk. Tak kurang dari lima kali ucapan Mak Encum, "Hidup tak boleh merepotkan orang lain". didengungkan.
Yorick, Novel ini seperti cermin bagi saya |
Yorick, Tuhan itu Maha Adil
Ning Marni dan Cak Mail membuat saya kembali mensyukuri hidup. Walaupun
tokoh ini dimunculkan sebentar saja oleh Kirana Kejora tapi mampu memberikan banyak
pelajaran. Pertengkaran mereka biasa, namun doa yang diucapkan Ning Marni
membuat saya harus banyak bersyukur ucapannya tentang keadilan Tuhan sungguh
nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Secara tak tertulis dalam setiap cerita yang dituliskan dinovel ini, setiap
halaman setiap cerita, apapun yang terjadi, disetiap akhir ujian hidup Yorick
selalu mendapatkan hadiah kecil yang membahagiakan. Sekecil apapun tetap
disyukuri karena Tuhan menggunakan tangannya bisa lewat siapa saja yang ditemui.
Sungguh Tuhan Adil,apapun kesusahan sebuah perkara selalu ada buah manis yang
dipetik. Setelah diikat, disiram hujan, mencuci piring tanpa henti maka hadiah
semangkuk soto sudah seperti menikmati makanan surgawi yang lezatnya melebihi
apapun.
Yorick, Hidup adalah Belajar
dalam 336 lembar novel Yorick banyak tokoh yang ditemui, semuanya berbeda
karakternya. Latar belakangnya juga bermacam macam tapi semuanya punya cerita
berbeda. Mengajarkan hal yang berbeda. Misalnya obrolan Pak Hasan yang
menguatkan Yorick agar terus berjuang, sesuai dengan tempat dirinya berasal,
Panjalu. Berkali kali, Pak Hasan selalu mengingatkan Yorick untuk terus belajar
dan sekolah. Pertemuannya sebentar tapi seperti mengingatkan kembali akan
tujuan hidupnya.
Pertemuan Yorick dan Gilangpun punya sistematika yang tak kalah rumitnya.
Belajar sambil mengintip. Sedapat mungkin belajar dan mencari ilmu sebanyak
mungkin. Walaupun rumit tapi tetap dijalani. Pertemuannya dengan dunia maya
ditambah dengan kemampuan belajarnya yang cepat menjadi kombinasi yang
sempurna. Yorick belajar dengan cepat, karena waktu sudah banyak mengajarkannya
arti hidup. Memang benar, pengalaman adalah guru terbaik.
Rotten dan Tejo pun mengajarkan pengalaman hidup yang luar biasa. Mereka menjadi
pembuka jalan kebuntuan Yorick dengan ide ide sederhana. Saya belajar bahwa
pertemanan terkadang mengalahkan persaudaraan. Sahabat adalah saudara bukan
sedarah yang bisa diandalkan dalam keadaan apapun termasuk saat Yorick harus
sakit parah. Apa jadinya kalau tak ada mereka?
Yorick, Tuhan Sudah Mengatur Rejeki
Setiap usaha pasti ada ujungnya. Mau gagal atau berhasil, Yorick selalu
mengajarkan bahwa Doa yang tulus dan selalu bersyukur membuat semangat itu
terus tumbuh. Yorick mengajarkan sebuah proses perkembangan manusia, penuh
pergumulan yang selalu menghargai proses. Tidak ada yang dimulai dari sesuatu
yang besar, semuanya bermula dari yang kecil dan sederhana.
Pertemuannya dengan beberapa orang, lalu mengubah hidupnya bukan karena
kebetulan. Jika ditarik dengan benang merah, selalu ada karma baik yang sudah
di buat Yorick dan kemudian dibayar dengan rejeki di masa akan datang. Saya
selalu ingat pesan Mak Encum yang selalu mengajarkan sabar. Seperti kasihnya
yang tak berujung kepada Yorick. Dibalut dengan keyakinan dan tekad yang besar
serta percaya diri, Yorick mendapat hasil yang didoakan Mak Encum dari Yorick
kecil, “Jangankan layang-layang, Jangankan mobil-mobilan. Pabriknyapun kamu
bisa punya”.
Yorick, Cermin Hidup Kita Sendiri
Ah…. saya baper dengan tulisan
Kirana Kejora ini. Detil dan mampu membuat khayalan kemana-mana. Penggambaran
kehidupan Yorick ditulis dengan smooth,
tak jauh dari kehidupan sehari-hari yang biasa dijumpai di desa. satu lagi yang
paling penting, Kirana Kejora menulis semuanya masuk akal tanpa mengangkangi
logika pembaca.
Puas dihina, terpuruk, tak percaya diri, miskin, terpuruk dan masih banyak
lagi hal tak mengenakkan dialami Yorick namum pengajaran Mak Encum masih jelas
terpatri. Hidup mandiri, jujur, rajin, konsisten, dan pantang menyerah,
berhasil membuat Yorick mampu mengubah hidupnya sendiri. Pembelajaran dari
seorang anak kecil bernama Yorick, sederhana tanpa ada kesan menggurui.
Yorick, Humanis, Unik dan
Menggelitik
Awalnya, saya pikir novel ini
akan serius dan benar benar seperti kisah hidup ala orang sukses yang
diceritakan kembali oleh penulis yang mewawancarai tokohnya. Ternyata
ekspektasi saya jauh meleset. Walaupun ditulis dengan bahasa Indonesia yang
baku bukan bearti ceritanya jadi kaku. Kirana Kejora menuturkannya dengan detil
dan teratur. Ritme nya turun naik dan beberapa kali ada plot twist yang
membuat kita mencoba menebak ujungnya. Lompatan-lompatan cerita yang ditarik
maju mundur disajikan ringan sehingga membuat penasaran.
Apalagi memasuki lembar ke
185. Kirana Kejora mulai menyajikan cuplikan-cuplikan obrolan yang lucu dan
menggemaskan. Yorick tipe pekerja keras namun tetap punya nuansa humor dan
cinta yang membuat saya garuk garuk kepala lalu tersenyum sendiri. Semua Tokoh,
walaupun hanya sekilas, mampu digambarkan dengan teliti.
Saya sangat menunggu kisah cinta Yorick namun sayangnya tak mampu digapai.
Untung tak dapat direngkuh, Malang yang didapat. Tak satupun yang berhasil
bersanding dengan Yorick. Padahal selaku orang Pontianak, saya berharap ada
kisah kasih yang membumbui cerita ini.
Yorick, Kehilangan Obatnya Sabar
Sehatnya pernah di cabut nikmatnya. Termasuk kisah cinta Yorick yang hilang
tak berbekas, tak hanya itu, harta bendanya, mulai mobil, rumah bahkan
perusahaannya pernah tak bersisa. Hanya sabar kunci semuanya. Perjuangan yang
gigih dan pantang menyerah dipadu dengan harta paling berharga yaitu
persahabatan membuat Yorick mampu bangkit dan mendirikan kerajaannya sendiri.
Hasilnya? berdirilah Nevsky Prospekt Indonesia yang terus menggurita dan
menghasilkan banyak perusahaan besar lainnya.
Novel Yorick, Teman selama 1 bulan ini |
“Penyesalan selalu datang terlambat, jangan tunda untuk menyenangkan orang yang dikasihi”
Mak Encum, Malaikat Tak
Bersayap, Ratu hati yang mengasihi tanpa batas dan balas. Menjadi nafas hidup
dan separuh hati Yorick. Guru hidup dan pintu sukses Yorick. Penyesalan seumur
hidup karena tak sempat membahagiakan membuatnya selalu kurang dalam menjalani
hidup. Apalagi tak pernah ada ucapan terima kasih keluar dari mulutnya.
Ya! Yorick tak pernah sempat membalas cinta Mak Encum hingga hari terakhir hidupnya bahkan sebuah ucapan terima kasih
Yorick, Novel Lalu Film
Novel setebal 336 lembar ini ditulis oleh Kirana Kejora dan diterbitkan
tahun 2018 oleh PT. Nevsky Prospekt Indonesia dengan nomor ISBN
978-602-528-830-2. Novel seukuran
genggaman tangan saya, begitu nyaman dibawa kemana-mana. Jenis dan ukuran
tulisan yang pas di mata. Covernya mengilap dengan tulisan dan gambar timbul,
sangat menggoda untuk segera dibaca.
Novel Yorick karya Kirana Kejora membuat perasaan saya diaduk aduk selama dua minggu |
Novel Yorick yang menyajikan banyak cerita hidup yang inspiratif ini sudah
diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama, disutradarai oleh Peppi Piona.
Bertindak sebagai produser adalah Dexandra Bayu, produser eksekutif Kin
Fathuddin. Film yang diadopsi dari kisah nyata, ini didukung oleh penata musik
Tya Subyakto dengan pemeran antara lain Andryan Bima, Ratna Riantiarno,
Megantara, dan Nina Kozok
Saya belum menontonnya dan siap menjadi saksi penayangan perdananya di Pontianak