Yayasan Astra Honda Motor (Yayasan AHM) secara konsisten menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia, yang menjadi pilar penting dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) nasional. Komitmen tersebut diwujudkan melalui peluncuran inisiatif konservasi satwa langka bertajuk Program Konservasi Owa Jawa "Titian Lestari: Koridor Kehidupan untuk Owa Jawa".
Program ambisius ini berlokasi di Kawasan Hutan Petungkriyono dan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, sebuah bentang alam vital yang menjadi rumah bagi primata endemik Indonesia.
Aksi kepedulian ini merupakan hasil sinergi kuat antara Yayasan AHM dan komunitas peduli fauna primata owa serta melibatkan kolaborasi erat dengan masyarakat setempat. Peluncuran program ini, yang dilaksanakan pada Sabtu (29/11), dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Pekalongan Timur, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV Dinas Kehutanan Jawa Tengah, dan pimpinan daerah setempat. Kolaborasi ini menunjukkan upaya pentahelix yang terstruktur dalam menjaga pembangunan bangsa yang berkelanjutan dan memulihkan ekosistem hutan.
Mengapa Owa Jawa dan Petungkriyono Begitu Penting?
Owa Jawa (Hylobates moloch) adalah primata unik yang hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Sayangnya, satwa ini saat ini menyandang status Terancam Punah (Endangered) dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Populasi Owa Jawa terus menurun drastis akibat berbagai ancaman serius.
Kawasan Petungkriyono dan Lebakbarang, Pekalongan, dikenal sebagai salah satu habitat kunci yang menopang keberlangsungan populasi Owa Jawa. Hutan ini juga merupakan rumah bagi sedikitnya empat jenis primata lainnya. Meskipun berada di luar kawasan konservasi formal, wilayah ini menghadapi tantangan besar, seperti fragmentasi habitat, perambahan hutan, dan aktivitas perburuan liar. Program Titian Lestari hadir sebagai jawaban strategis untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut.
Strategi Titian Lestari: Integrasi Konservasi dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal
Program Titian Lestari dirancang secara komprehensif, mengintegrasikan tiga aspek utama untuk menciptakan dampak berkelanjutan: pemulihan ekosistem hutan, peningkatan kesadaran dan pendidikan konservasi masyarakat, serta penguatan peran komunitas lokal.
Pemulihan dan Penguatan Habitat: Sebagai bagian dari peringatan Hari Penanaman Pohon Indonesia yang jatuh pada 28 November, Yayasan AHM memimpin aksi penanaman 8.000 bibit pohon lokal. Jenis pohon yang ditanam, seperti Kayu Sapi (Pometia spp.), Kayu Babi (Cryptorenia sp.), Kepayang (Pangium edule), dan Aren (Arenga pinnata), dipilih secara khusus untuk menjadi sumber pakan utama Owa Jawa dan berfungsi memperkuat konektivitas tajuk hutan. Konektivitas ini sangat krusial bagi Owa Jawa sebagai satwa arboreal (penghuni pohon). Rangkaian kegiatan juga mencakup produksi bibit lokal oleh masyarakat dan perawatan kawasan tanam.
![]() |
| Yayasan AHM Kolaborasi dengan Masyarakat Pekalongan Lestarikan Satwa Owa Jawa |
Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Program ini aktif melibatkan masyarakat setempat, terutama generasi muda, melalui edukasi konservasi yang terstruktur. Pemasangan media informasi lingkungan juga dilakukan untuk meningkatkan pemahaman publik mengenai pentingnya pelestarian Owa Jawa dan ekosistem hutan.
Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan: Untuk memastikan konservasi berjalan seiring dengan kesejahteraan masyarakat, Yayasan AHM berfokus pada pengembangan produk berbasis hasil hutan bukan kayu (HHBK). Bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) lokal, program ini bertujuan menciptakan sumber pendapatan berkelanjutan yang tidak merusak lingkungan, sehingga masyarakat memiliki insentif kuat untuk menjaga kelestarian hutan.
Visi Keberlanjutan dan Dukungan Industri
Ketua Yayasan AHM, Ahmad Muhibbuddin, menegaskan bahwa Program Titian Lestari adalah manifestasi nyata dari upaya kolektif untuk masa depan.
“Kami hadir mengajak masyarakat luas dalam menjaga kelestarian satwa endemik Indonesia dan keseimbangan ekosistem hutan. Konservasi tidak hanya tentang menjaga alam, tetapi juga tentang menguatkan peran masyarakat agar dapat tumbuh dan sejahtera secara berkelanjutan bersama lingkungannya,” ujar Muhibbuddin.
Muhibbuddin berharap program ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam melestarikan Owa Jawa yang terancam punah, memperkuat habitat hutan, mendorong partisipasi aktif masyarakat, serta menciptakan harmonisasi abadi antara manusia dan alam demi keberlanjutan lingkungan hidup di masa depan.
Dukungan terhadap inisiatif penting ini datang dari beberapa perusahaan rekanan, termasuk PT Suryaraya Rubberindo Industries, PT Astemo Bekasi Manufacturing, PT Yutaka Manufacturing Indonesia, dan PT Musashi Auto Parts Indonesia. Dukungan industri ini mempertegas bahwa pelestarian keanekaragaman hayati adalah tanggung jawab bersama dan merupakan kunci dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia. Program Konservasi Owa Jawa Titian Lestari bukan hanya sebuah proyek, melainkan sebuah koridor harapan yang membentang luas bagi kehidupan Owa Jawa dan kesejahteraan masyarakat di kaki Hutan Petungkriyono.
.jpeg)
.jpeg)